Turikale, Marosnews.com – Pemkab Maros masih terus berupaya menekan angka stunting di beberapa kecamatan.
Tahun ini (2021) angka stunting di Kabupaten Maros berada di angka 9,46 persen atau setara dengan 2.892 orang anak.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu (2020) yang mencapai 13 persen atau setara 29.231 orang.
Meski berada di bawah 10 persen, namun Bupati Maros H.A.S Chaidir Syam menganggap angka stunting masih tergolong tinggi.
“Sebagai Bupati saya menilai angka stunting 9,46 persen masih sangat tinggi. Harapannya agar bisa nol persen,” kata Chaidir Syam, Sabtu (30/10/2021).
Lebih lanjut, Chaidir Syam mengemukakan kecamatan dengan persentase tertinggi ada di Kecamatan Cenrana dan Moncongloe. Persentasi stunting di dua kecamatan ini berada di angka 16 persen.
Olehnya itu, untuk menekan angka stunting di Maros, Chaidir Syam menekankan agar potensi makanan lokal yang mengandung protein tinggi seperti tempe, bisa dijadikan alternatif untuk menyuplai asupan gizi pada anak.
“Berharap tempe bisa menjadi potensi makanan lokal untuk pencegahan stunting di Maros,” ungkapnya.
Sementara itu terkait protein yang terkandung di dalam tempe, Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Makassar, Manji Lala mengungkapkan tempe bisa jadi prioritas utama untuk penanganan masalah gizi untuk mencegah stunting.
“Tempe itu sangat luar biasa kandungan proteinnya, kalsium dan zat gizi lainnya. Makanan ini bisa jadi prioritas utama dalam menangani masalah gizi,”sebutnya.
Terkait penyebab stunting itu sendiri, Manji menjelaskan stunting pada anak terjadi karena asupan protein yang rendah.
Pentingnya tempe sebagai sumber protein tersebut diungkap dalam Workshop Menu Pangan Lokal Tinggi Protein Bagi Anak Usia Dini.
Pelaksanaan workshop digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Sabtu (30/10/2021).
Kegiatan ini dibuka langsung Bupati Maros Chaidir Syam. Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua TP PKK Maros Hj Ulfiah Nur Yusuf Chaidir beserta pengurus PKK Kecamatan dan berbagai tamu undangan lainnya.