MAROS – Terus mengalami kerugian dalam dua tahun terakhir, sejak pandemi Covid-19 melanda, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sultan Hasanuddin memutus kontrak sebagian pekerjanya.

Sebanyak 101 tenaga penunjang atau outsourcing yang selama ini bekerja di bawah manajemen PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, tak lagi diperpanjang kontraknya.

Menanggapi hal itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Wahyudi menjelaskan, kebijakan tersebut diambil lantaran perseroan tengah merugi akibat kurangnya aktivitas penerbangan selama pandemi Covid-19.

Wahyudi menjelaskan di Perusahaan Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin ini, terdapat sekitar 600 lebih karyawan tenaga penunjang.

“Ini merupakan langkah terakhir yang kami ambil terkait tenaga penunjang di perusahaan ini. Karena selama pandemi ini, PT Angkasa Pura secara keseluruhan mengalami kerugian,” ungkap Wahyudi, Kamis (30/12/2021).

Wahyudi juga menjelaskan, di tahun 2020, PT Angkasa Pura mengalami kerugian sebesar Rp3 triliun. Tahun ini kerugian Angkasa Pura diprediksi mencapai angka Rp3,5 triliun sampai Rp4 triliun.

“Karena kondisi ini kami melakukan restrukturisasi baik SDM, finansial dan operasional. Kami tidak lagi memperpanjang sekitar 101 tenaga penunjang perusahaan, dari 600 orang tenaga penunjang perusahaan,” bebernya.

Lebih jauh, Wahyudi mengungkapkan sebagian tenaga penunjang yang kontrak kerjanya tetap diperpanjang yakni mereka yang bekerja di unit mandatorinya, seperti di bagian pemadam kebakaran.

Wahyudi menjamin, meski ada pengurangan tenaga penunjang, hal itu tidak membuat beban kerja tambahan bagi karyawan yang ada. Hal itu dikarenakan sistem kerja yang ditetapkan di Angkasa Pura dihitung berdasarkan jam kerja.

“Beban kerja karyawan tidak ditambah. Karena memang kami menghitung berdasarkan jam kerja karyawan,” katanya.

Wahyudi mengatakan, dengan jumlah tenaga penunjang sekitar 600-an orang, PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin setidaknya menyediakan anggaran untuk administrasi sekira Rp36 miliar pertahun.

Angka ini terbilang besar di masa PT Angkasa Pura I merugi kurang lebih dua tahun terakhir.