Turikale, MAROSnews.com – Bedah buku “Mencintai Maros Tanpa Batas” yang ditulis oleh Bupati Maros Chaidir Syam digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, Senin (28/4/2025).
Kegiatan bedah buku ini menghadirkan Tokoh Literasi Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, yang sekaligus editor buku “Mencintai Maros Tanpa Batas”.
Ketua Panitia, Irham Bijaksana dalam laporannya menyampaikan bahwa bedah buku ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca, memperluas wawasan literasi, serta membangun budaya diskusi dan apresiasi terhadap karya-karya literasi, khususnya yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan kearifan lokal kita.
Untuk peserta yang ikut dalam kegiatan ini, Irham menyebut jumlahnya 50 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari tenaga perpustakaan, pustakawan hingga legiat literasi.

“Anggaran bedah buku menggunakan anggaran DAK Non Fisik dari Perpustakaan Nasional,” kata Irham.
Irham berharap melalui kegiatan bedah buku ini, peserta tidak hanya memahami isi buku yang dibedah, tetapi juga mampu mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, dan produktif dalam menanggapi berbagai gagasan yang dibahas.
“Tentu ini sejalan dengan semangat kita semua untuk menjadikan perpustakaan bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat aktivitas literasi masyarakat,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Maros, Dr. Fitri Adhicahya dalam sambutannya mengaku sangat bangga dan bersyukur bedah buku “Mencintai Maros Tanpa Batas” bisa terlaksana.
“Buku ini bukan hanya karya sastra biasa, tetapi bentuk ekspresi cinta yang mendalam terhadap Maros yang kaya akan sejarah, budaya, alam, serta nilai-nilai kearifan lokal,” tuturnya.

Lebih lanjut, Fitri menuturkan kegiatan bedah buku ini merupakan bagian dari upaya strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros untuk menghidupkan budaya literasi di tengah masyarakat, serta memberikan ruang apresiasi kepada para penulis lokal.
“Tentunya juga untuk mendorong generasi muda menjadi pencipta karya literasi dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas daerah,” sebutnya.
Di akhir sambutannya, Fitri mengungkapkan bahwa kegiatan bedah buku sangat penting untuk terus didorong dan dilestarikan. Dia juga mengutip pernyataan dari mantan Sekjen PBB Kofi Annan tentang literasi sebagai jantung dari peradaban.

“Sebagaimana dikatakan oleh Kofi Annan, “Literasi adalah landasan dari segala pembelajaran.” Melalui literasi, masyarakat tidak hanya menjadi tahu, tetapi juga mampu berpikir kritis, berinovasi, dan membangun peradaban yang lebih baik,”.
“Dan untuk buku yang kita bedah hari ini, bukan hanya sebuah karya tulis, melainkan sebuah penghormatan/penghargaan terhadap Kabupaten Maros. Buku ini mengajarkan kita untuk mencintai Maros bukan sekadar dengan kata-kata, tetapi dengan pemahaman, penghargaan, dan tindakan nyata untuk menjaga serta memajukannya,” tutupnya. (*)