Turikale, Marosnews.com – Ratusan pecinta motor trail dari berbagai daerah mengikuti even Forkopimda Trail Maros 2022. Forkopimda Trail ini digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (23-24/7/2022).
Even ini digelar sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan geliat pariwisata dari sektor sport tourism di Kabupaten Maros.
“Dengan adanya even seperti ini kami berharap mampu menumbuhkembangkan geliat pariwisata dari sektor sport tourism. Bukan hal yang mustahil, jika even-even seperti ini berlangsung secara kontinue, akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi, khususnya di Maros,” kata Bupati Maros H.A.S. Chaidir Syam.
Even Forkopimda Trail ini sendiri berhadiah satu unit mobil, lima unit motor dan puluhan hadiah menarik lainnya. Kegiatan ini menghadirkan dua kategori, yakni adventure dan hard enduro.
Ketua Pimcab IOF Maros, Muhammad Riza, mengatakan jalur hard enduro jauh lebih ekstrem jika dibandingkan dengan adventure.
“Klasifikasi adventure dan hard enduro tentunya berbeda. Kalau adventure lebih fun, kalau enduro jauh lebih ekstrem jalurnya,” tuturnya.
Dia menyebutkan, peserta kategori hard enduro harus memiliki skill yang mumpuni.
“Karena jalur yang disiapkan itu jauh lebih tinggi tingkat kesulitannya, jadi rider yang mau ikut hard enduro harus siap fisik dan skill,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, beberapa peserta hard enduro bahkan sudah memiliki jam terbang yang tinggi tingkat nasional.
Sementara itu, Sekretaris Kepanitiaan Forkopimda Trail, Rusli Rasyid mengatakan, jalur yang disiapkan dalam kegiatan ini sengaja dibuat mengitari kawasan karst Maros.
“Kita startnya di kelurahan Kalabirang kemudian berhenti di stage 1 tepatnya di Leang-leang. Kemudian dilanjutkan menuju stage 2, Leang-leang ke Rammang-rammang,” teranngya.
Hacel sapaan akrabnya menyebutkan, panjang lintasan mencapai 35 KM. “Satu stage itu sekitar 15 KM, totalnya kira-kira 35 KM untuk kategori hard enduro. Kalau adventure sekitar 105 KM,” sebutnya.
Dia menambahkan, event trail dengan kategori hard enduro, baru pertama kali di Sulawesi Selatan.
“Ini baru yang pertama kali di Sulsel dan pendaftarnya itu ada dari Bima, dan provinsi lain di luar Sulawesi Selatan,” ujarnya.