MN, Maros – Hasil survei lembaga Script Survei Indonesia (SSI), pasangan palon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Chaidir Syam dan Suhartina Bohari berada di angka 42,11 persen.
Perolehan tersebut menempatkan pasangan dengan tagline Hatikita Keren itu jauh meninggalkan dua pesaingnya, Andi Harmil Mattotorang – Ilham Nadjamuddin 22,05 persen dan Tajerimin – Hafid 9,41 persen.
Tingginya survei Chaidir-Suhartina, membuat sejumlah pihak yang diduga lawan politiknya kelabakan, dan berupaya menjatuhkannya dengan kampanye negatif.
Dari pantauan di media sosial pasca rilis survei yang dilakukan SSI yang memenangkan pasangan Chaidir-Suhartina di angka 42,11 persen, sejumlah akun medsos mulai menyerang pasangan nomor urut 2 itu dengan berbagai isu.
Termasuk adanya sekelompok orang yang mengatas namakan mahasiswa Penyelamat Maros, menggelar aksi di depan KPK dan Mabes Polri dan menuding Chaidir Syam sebagai koruptor.
Menanggapi hal itu, Calon Bupati Maros, Chaidir Syam mengaku tidak mempermasalahkan dan memaafkan orang yang sengaja memfitnah dirinya itu. Ia juga meminta maaf jika sekiranya ada pihak yang tidak senang dengan dirinya.
“Saya minta maaf kalau ada pihak yang tidak suka dan saya juga memaafkan semua orang yang sekalipun berbuat jahat atau memfitnah saya. Mudah-mudahan kita semua bisa sadar kalau itu tidak baik,” katanya saat ditemui, Kamis (05/11/2020).
Meski terus diterpa berbagai fitnah dan bahkan serangan dalam bentuk pribadi, Chaidir – Suhartina tetap meminta kepada seluruh tim dan pendukungnya untuk menahan diri dan tidak terpancing menanggapi provokasi itu.
“Biarkan orang lain berbuat begitu yang penting bukan kita. Saya dan ibu Suhartina selalu meminta kepada seluruh tim dan pendukung untuk tidak menanggapi. Baiknya kita tetap bekerja optimal saja di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, ketua tim Maros Keren, Muh Irfan AB menuturkan, jika hal itu sudah terjadi 5 tahun lalu saat Pilkada. Dimana, Hatta Rahman juga diserang dengan isu yang sama, namun terbukti tidak mempan.
“Sekadar mengingatkan ini juga terjadi 5 tahun lalu saat pilkada, saat itu Hatta Rahman diserang dengan issu yang sama, tapi ternyata isu itu tidak mempan. Malah masyarakat menganggap ini cara lawan menjatuhkan,” sebutnya.
Anggota DPRD Provinsi Sulsel itu berharap, agar seluruh warga Maros tidak terpancing hingga membuat suasana Pilkada memanas. Menurutnya, kontestasi politik hanya berlangsung sesaat, namun persaudaraan dan kedamaian itulah yang abadi dan tetap harus dijaga.
“Kita harus sadar Pilkada ini hanya sesaat saja. Kita tidak boleh terhasut dengan hal negatif yang bisa membuat suasana panas. Kita ini semua bersaudara dan Maros ini harus tetap dijaga kedamaiannya,” pungkas Irfan. (BK)