MN, Opini – Pilkada Maros selalu menjadi topik hangat di kalangan penikmat warung kopi (warkop) di Kabupaten Maros. Banyak isu menarik terlontar saat membahas pertarungan tiga kandidat pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Maros.
Salah satu pembahasan yang cukup menarik yakni saat berbicara mengenai elektabilitas paslon.
Soal elektabilitas, penikmat warung kopi menempatkan Chaidir Syam-Suhartina Bohari sebagai juaranya, disusul Andi Harmil Mattotirang-Andi Ilham Nadjamuddin, lalu paling buncit Tajerimin-Havid S Pasha.
Urutan elektabilitas paslon dari cerita warung kopi di atas memang benar adanya jika dihubungkan dengan hasil survei Lembaga Script Survei Indonesia (SSI).
Survei SSI, Chaidir Syam-Suhartina Bohari memperoleh 45.12 persen, Andi Harmil Mattotorang-Andi Ilham Nadjamuddin 26.71 persen, dan Tajerimin-Havid 13.54 persen.
Tingginya elektabikitas Chaidir Syam-Suhartina Bohari, dianggap penikmat warung kopi terlalu sulit dilampaui dua pesaingnya. Terlebih Tajerimin-Havid S Pasha yang berada di posisi paling buncit.
Untuk Tajerimin-Havid S Pasha di posisi paling buncit, pasangan ini dinilai harus bekerja super ekstra.
Penikmat warung kopi menganalogikan, kalau Tajerimin-Havid S Pasha mau mengejar ketertinggalan, maka harus menggunakan mobil Alphard, bukan Pete-Pete. Menggunakan mobil Alphard pun dianggap belum tentu bisa menyalip, jadi harus mobil Ferrari atau Lambhorgini Aventador.