MAROSnews.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Maros melakukan penutupan sementara Kawasan Wisata Alam (KWA) Bantimurung yang berada di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Penutupan itu dilakukan akibat tingginya debit air yang terjadi tiap tahun di aliran sungai Air Terjun Bantimurung pada musim penghujan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Parieisata (Kadisbudpar) Maros, Muh Ferdiansyah mengatakan penutupan dilakukan untuk mengantisipasi luapan air yang bisa terjadi kapan saja.

Baca juga : Kongres XVI HPPMI Maros, Ajang Penyatuan Persepsi Pasca Pilkada

“Kita tutup dulu KWA Bantimurung sementara waktu, kita tidak mau ada pengunjung yang mendekat ke aliran sungai, karena sangat bahaya, kita tidak mau jika ada hal-hal yang tidak diinginakan terjadi,” ungkap Muh Ferdiansyah saat memberikan keterangan, Minggu(20/12/2020)

Jebolan STPD itu melanjutkan, selain alasan keselamatan, pihaknya bersama Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga butuh waktu untuk melakukan pemulihan pasca cuaca ekstrem menerjang KWA Bantimurung.

“Jadi untuk waktu dibukanya itu tidak ada tanggal tentu, karena kita tidak bisa memastikan sampai kapan cuaca ekstrim berlangsung, setelah dianggap aman untuk dibuka, kita harus melakukan pemulihan lagi, pembersihan dan penataan ulang sarana prasarana yang terdampak luapan air”, jelas Ferdiansyah.

Baca juga : Bandara Sultan Hasanuddin Siapkan Layanan Rapid Test Antigen Bagi Penumpang

Senada dengan itu, Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Maros, Yusriadi Arief mengungkapkan, untuk kerugian material sendiri baru bisa dihitung setelah berakhirnya cuaca ekstrim. Sedangkan untuk penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri ditaksir Rp 40 juta dalam sepekan.

“Kita tunggu dulu berakhirnya cuaca ekstrim, tapi untuk kerugian pendapatan itu sudah jelas menurun karena trend pengnjung pada hari senin hinga kamis rerata minimal 100an pengunjung, sedangkan jumat, sabtu dan minggu lebih dari 1000 pengunjung, jadi jika dikalikan retribusi masuk sebesar Rp30.000, total dalam sepekan ada sekira 40 juta lebih kita kehilangan PAD,” tandasnya. (Rls)