Moncongloe, MAROSnews.com – Kebun semangka tanpa biji seluas lima hektar di Desa Bonto Bunga, Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros diresmikan menjadi objek wisata baru. Destinasi agrowisata ini diresmikan langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Maros, Muetazim Mansyur.

Sebagai objek wisata berbasis pertanian, objek wisata ini menawarkan konsep wisata Petik Buah langsung dari lahan.

Dalam peresmian ini, Wabup Muetazim mengapresiasi kolaborasi pemerintah desa, petani milenial dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang berhasil menghadirkan destinasi agrowisata sebagai destinasi wisata baru.

“Wisata petik semangka bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga sarana pemberdayaan masyarakat. Agrowisata seperti ini sangat positif. Selain mendukung program ketahanan pangan nasional, juga membuka peluang usaha baru bagi warga desa. Semoga ekonomi masyarakat bisa semakin tumbuh dan kesejahteraan meningkat,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Bonto Bunga, HM Nasir, menuturkan bahwa program penanaman semangka tanpa biji sudah dijalankan sejak dua tahun terakhir. Lahan seluas lima hektar milik warga kini disulap menjadi destinasi wisata yang memungkinkan pengunjung memetik dan mencicipi buah langsung di kebun. 

“Ini hasil kerja bersama warga, petani milenial, dan BUMDes. Alhamdulillah sekarang sudah bisa dinikmati pengunjung dan diharapkan memberi dampak positif bagi desa,” tuturnya.

Wisatawan yang datang ke lokasi dikenakan biaya masuk. Setelah itu, mereka dapat menyantap semangka tanpa biji sepuasnya di dalam area kebun. Jika ingin membawa pulang hasil panen, pengunjung bisa membeli langsung dari petani dengan harga yang bersahabat.

Konsep ini diharapkan bukan hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga memperkuat rantai ekonomi lokal dengan memberdayakan petani dan membuka peluang usaha baru. 

Kabupaten Maros selama ini dikenal dengan destinasi wisata alam, seperti pegunungan karst dan air terjun. Kini, hadirnya Wisata Petik Semangka Tanpa Biji menambah variasi pilihan wisata di daerah ini.

Dengan kombinasi rekreasi dan edukasi, wisata ini diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan dari berbagai daerah sekaligus memperkenalkan potensi pertanian lokal Maros ke skala lebih luas. (*)