MAROS – Bupati Maros H.A.S Chaidir Syam menghadiri acara Resepsi Milad Muhammadiyah ke-109 yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Maros, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Rabu (12/2/2022)

Dalam kesempatan ini, Chaidir Syam mengungkapkan usia Muhammadiyah yang 109 tahun merupakan usia yang sangat matang sebagai suatu organisasi kemasyarakatan.

“Dilihat dari usianya, Muhammadiyah telah lama berkiprah, mulai dari sebelum merdeka hingga saat ini. Ini tentu sudah tidak terhitung lagi kontribusinya dalam mendukung pembangunan, terlebih dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ungkapnya.

Bersamaan dengan Resepsi Milad, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peresmian Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Maros. Ini sebagai dukungan penuh untuk langkah, niat baik, dan ikhtiar keluarga besar Muhammadiyah Maros.

“Keluarga Besar Muhammadiyah Maros memiliki peran aktif memajukan dunia pendidikan dan keagamaan. Pembangunan gedung dakwah ini sebagai respon atas keinginan dan kebutuhan para anggota Muhammadiyah, juga masyarakat sekitar,” tutur Chaidir.

Chaidir Syam menambahkan, berdirinya gedung dakwah ini diharap mampu memberikan tambahan manfaat dan maslahat. Tidak hanya untuk anggota Muhammadiyah, tapi juga masyarakat sekitar.

“Gedung ini sebagai wadah kegiatan belajar mengajar, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Chaidir.

Manta Ketua DPRD Maros itu menegaskan, ada tiga istilah yang harus dipegang, yakni tradisi, transformasi, dan inovasi. Ketiga istilah ini harus senantiasa dipegang dan diamalkan.

“Maksudnya, kita harus senantiasa menjaga tradisi baik yang selama ini diajarkan oleh para ulama kita. Mengambil sesuatu yang baru yang dapat membawa kebaikan-kebaikan. Melakukan perbaikan yang lebih baik secara berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof Ambo Asse menggambarkan dinamika dakwah yang dilakoni persyarikatan di daerah ini. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah.

“Umur Muhammadiyah yang mencapai 109 menuju 110 tahun ini bisa bertahan karena sinergitas dari semua pihak. Baik dari persyarikatan Muhammadiyah maupun dari luar persyarikatan. ,” jelasnya.

Ada pula yang juga ikut disinggung adalah terkait covid-19, ini selaras dengan tema yang diangkat “Otimis Hadapi Covid-19 Menebar Nilai Utama”. Dampak pandemi sangat terasa pada sisi kesehatan, ekonomi, hingga sosial dan psikologi masyarakat dan bangsa.

“Sinergitas lintas lembaga menjadi penting dalam pemulihan akibat dampak pandemi. Muhammadiyah akan terus berusaha untuk terus berkontribusi. Hingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, baik dalam bidang ilmu keagamaan, pusat dakwah, maupun pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat,” pungkasnya.