Tompobulu, Marosnews.com – Bupati Maros H.A.S. Chadir Syam bersama Komisi 2 DPRD Maros serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) meninjau jembatan ambruk di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Jum’at (20/5/2022).
Dalam peninjauannya tersebut Bupati dan rombongan melihat langsung patahan jembatan yang menghubungkan Desa Pucak dengan Desa Tompobulu ini.
Menurut Chaidir, dugaan penyebab ambruknya jembatan berdiameter panjang 7 meter dan lebar 5 meter tersebut masih didalami.
“Kami masih mencari tahu penyebab ambruknya jembatan, apakah karena pondasi jembatan yang tergerus air sungai atau bagaimana,” katanya.
Untuk prediksi anggaran perbaikan Chaidir menyebut akan menghabiskan anggaran sekitar ratusan juta hingga 1 Miliar.
“Dinas Pekerjaan Umum sudah merencanakan anggarannya, ditaksir Rp 950 juta hingga 1 miliar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati Chaidir mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait penyebab ambruknya jembatan.
“Kita sedang berdiskusi juga dengan badan bencana apakah jembatan ini memang ambruk gara gara bencana banjir atau karena apa,” ucapnya.
Ia mengatakan jika telah ada keterangan dari badan bencana maka proses pengerjaan jembatan akan segera dilakukan.
“Jika ambruknya karena tergerus air sungai maka kita akan menggunakan dana badan bencana,” bebernya.
Namun jika kerusakan dipengaruhi oleh faktor lain maka akan dianggarkan di APBD perubahan.
“Karena jembatan tersebut sudah cukup tua. Kira-kira 25 tahun, dan kita juga telah komunikasikan dengan DPRD terkait penganggarannya,” ucapnya.
“Diperkirakan perbaikan jembatan akan selesai dalam waktu tiga bulan. Untuk Perencanaanya dilakukan Dinas PU, kita berharap secepatnya,” tambahnya.
Akibat ambruknya jembatan penghubung tersebut, masyarakat harus melalui jalur alternatif terlebih dahulu, namun jalurnya hanya boleh dilalui maksimal kendaraan roda 4 yang kecil.
Sebelumnya, jembatan penghubung antar desa tersebut ambruk pada Sabtu dini hari, 14 Mei 2022 pukul 01.00 Wita.
Jembatan ini menghubungkan Desa Tompobulu, Bonto Manai, Bonto Matinggi, dan Dea Bonto Manurung.
