Layanan penunjang seperti apotek, laboratorium, radiologi hingga kamar operasi juga telah menerapkan sistem paperless.

“Proses klaim BPJS berlangsung lebih cepat melalui integrasi E-Klaim, SatuSehat, iDRG terbaru, serta fitur download otomatis dokumen klaim. Ini yang meminimalisir kebocoran,” terangnya.

Keberhasilan itu kini menjadi dasar penerapan SIMRS Transmedic di RSUD Camba. Menurut Chaidir, digitalisasi di RS Camba akan menjadi prioritas 2025.

“Harapan kami, RS Camba tidak hanya mengejar ketertinggalan, tapi menjadi rumah sakit rujukan digital di wilayahnya,” tegasnya.

Selain SIMRS, RS Camba juga akan mengembangkan layanan telemedicine untuk mengatasi keterbatasan dokter spesialis.

“Telemedicine akan sangat membantu masyarakat di daerah yang sulit dijangkau. Pasien bisa tetap mendapat arahan dokter spesialis tanpa harus dirujuk jauh-jauh,” tambah Chaidir.

Sementara itu, Direktur RSUD dr. La Palaloi, dr. Sri Syamsinar Rachmah menambahkan, dengan sistem ini, perubahan majemen dan pelayanan sangat terasa.

“Dulu banyak pekerjaan manual yang menyita waktu. Sekarang semua terhubung, lebih rapi, cepat, dan akurat. Dampaknya langsung terlihat pada peningkatan kunjungan dan pendapatan rumah sakit,” paparnya.

Transformasi digital itu, kata dia, membuat kunjungan pasien dan pendapatan RSUD La Palaloi meningkat hingga dua kali lipat.