Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

BMKG menambahkan, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian serta memicu potensi berkembangnya hama dan penyakit tanaman.

“Kondisi iklim tahun 2024 ini cenderung normal. Anomali iklim El Nino dan La Nina diperkirakan tidak akan terjadi. Namun sebaran curah hujan sepanjang tahun tidak selalu normal. Karena itu, kewaspadaan tetap harus dilakukan,” demikian peringatan BMKG.

BMKG pun mengeluarkan rekomendasi bagi untuk sektor pertanian, yaitu:

  • agar petani mengatur pola tanam sesuai dengan ketersediaan air berdasarkan potensi sifat hujan di atas normal pada kuartal kedua tahun 2024 dapat digunakan untuk
    melakukan persiapan melakukan ekstensi masa tanam untuk tanaman pangan
  • agar petani melakukan pemilihan komoditas dan varietas sesuai dengan prediksi iklim
  • melakukan tindakan adaptasi yang lebih fokus dan tepat lokasi, seperti untuk wilayah yang diprediksi kering dapat menyediakan air melalui sumur pompa, dam parit, embung, long storage, sedangkan untuk yang diprediksi lebih basah dapat menyiapkan sistem drainase yang baik
  • menekan kehilangan hasil akibat kekeringan atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). (***)