Turikale, Marosnews.com – Konflik pengelolaan yayasan pondok pesantren Darul Istiqamah Maccopa Maros belum menemui titik temu.

Dua kubu keluarga pendiri pondok pesantren mengadu ke pemerintah daerah. Keduanya pun dimediasi langsung Bupati Maros H.A.S Chaidir Syam.

Mediasi kedua belah pihak dilakukan di Gedung Baruga A Kantor Bupati Maros, Kamis (8/7/2021). Mediasi ini juga turut dihadiri unsur pimpinan forkopimda Kabuapaten Maros seperti Ketua DPRD Maros H.A Patarai Amir, Kodim 1422 Maros Letkol Inf Budi Rahman dan yang lainnya.

Baca juga : Konflik Perebutan Pesantren Darul Istiqamah Menyelimuti Keluarga Wakil Ketua DPRD Sulsel

Dalam pertemuan mediasi ini, kedua pihak masih berpegang teguh pada pendirian masing-masing.

Ditemui usai melakukan pertemuan mediasi, Muallim Arif mengatakan penyelesaian konflik seharusnya sudah menemui titik temu andai adiknya Muazayyin Arif bersedia legowa. Menurut Muallim, sebagai anak, pihaknya tetap mengikuti keputusan orang tua (KH M Arif Marzuki).

“Jadi sebenarnya persoalannya adalah terkait pengelolaan yayasan. Dia (Muzayyin Arif) ingin mengambil alih dan mengelola yayasan pesantren tapi tidak sesuai harapan orang tua. Kami sebagai anak tentu ikut dengan keputusan orang tua. Semestinya konflik ini sudah menemui titik temu andai dia (Muzayyin Arif) mau legowa” ungkap Muallim.

Sementara itu, Muzayyin Arif saat ditemui di lokasi yang sama mengatakan, konflik pesantren merupakakan ranah internal yayasan yang sedang diupayakan penyelesaiannya.

Baca juga : Darul Istiqamah Diwakafkan, Chaidir Syam Harap Maros Jadi Kota Santri

“Titik berdiri kami adalah bagaimana aset yayasan dikelola dengan sebaik-baiknya. Adapun riak-riak yang terjadi, itu adalah dinamika internal. Kami punya tanggung jawab untuk menyelesaikannya,”ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Sulsel itu juga mengutarakan pihaknya menginginkan pengelolaan lembaga tetap dengan pengelolaan yang baik di bawah bendera yayasan yang sudah ada, dan seharusnya semua pihak bisa menghormati itu.

“Dalam pertemuan mediasi tadi saya juga sudah mengusulkan bahwa yang punya kemampuan mengelola yayasan ayo bergabung kelola bersama-sama,” sebutnya.

Dalam keterangannya, Muzayyin Arif juga mengungkapkan bahwa semua tindakan yang ia lakukan atas nama lembaga, bukan pribadi.

“Tidak ada niat untuk memanfaatkan lahan lembaga untuk kepentingan pribadi, semua yang dilakukan untuk kepentingan lembaga. Bagaimana supaya lembaga bisa berkembang dengan baik,” bebernya.

Muzayyin Arif menyebut bahwa pihaknya akan tetap mencari titik temu terbaik dalam persoalan ini.

“Kami punya perspektif terbaik dalam pengelolaan yayasan, dan orang tua kami (KH M Arif Marzuki) tetap akan menjadi bagian di dalamnya,” tandasnya. (Red)