MN, Maros – Dua lembaga survei kredibel telah menempatkan Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Maros nomor urut 2, Chaidir Syam dan Suhartina Bohari diposisi teratas, terpaut jauh dari dua Paslon lainnya di Pilkada Maros.
Teranyar, lembaga survei Insert Institute mengumumkan hasil riset yang mereka lakukan 24-30 November 2020 lalu. Hasilnya cukup signifikan, Chaidir – Suhartina kokoh di angka 53,3 persen, disusul Paslon nomor 3, Harmil – Ilham 26,9 persen dan Paslon nomor 1, Tajerimin – Hafid 19,6 persen.
Sebelumnya, Script Survei Indonesia (SSI) juga menempatkan Chaidir – Suhartina di top survei dengan 49,02 persen, diikuti Harmil – Ilham 25.37 persen dan Tajerimin-Hafid 15,1 persen. Survei itu l dilakukan 15 – 22 November 2020.
Menurut ketua tim pemenangan Maros Keren, Muh Irfan AB, perolehan hasil survei dari dua lembaga survei kredibel dan terpercaya itu tentunya menjadi pertanda, kemangan kubu mereka sudah sangat dekat.
“Ini jelas menjadi penambah semangat buat kami. Tapi tentunya juga hal ini tidak akan membuat kami lengah dengan berleha-leha dan terlena dengan hasil itu. Karena survei ini hanya acuan akademik,” katanya saat dihubungi, Selasa (01/12/2020).
Irfan yang sudah malang melintang di sejumlah Pilkada di Sulsel sebagai seorang konsultan politik, mengaku jika tingginya perolehan survei Paslonnya juga tidak terlepas dari kerja keras dan militansi para tim dan relawan di lapangan.
“Selain faktor kandidatnya yang memang disukai, tingginya angka survei ini tidak lepas juga dari peran tim dan relawan yang sampai saat ini terus berjuang di lapangan. Sikap militan merekalah yang membuat kita seperti ini,” lanjutnya.
Sekadar diketahui, lembaga survei Insert Institute merilis hasil survei yang mereka lakukan di sejumlah daerah di Sulsel yang sedang berpilkada. Mereka menggunakan teknik multistage random sampling terhadap 880 responden dengan margin of error 3,46 persen.
“Ini dilakukan pada 24-30 November 2020, setiap hari data yang masuk langsung kami input kemudian langsung diolah setiap kecamatan berdasarkan sebaran responden. Sebarannya berdasarkan data jumlah pemilih,” kata Direktur riset dan data Insert Institute, Reskiyanti.
Reski menambahkan, hasil riset yang mereka lakukan itu tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen. Meski begitu, ia menjelaskan jika hasil survei itu hanya sebagai alat ukur dan bahan evaluasi semua Paslon dan bisa saja berubah jelang pencoblosan 9 Desember mendatang.
“Hasil survei ini menjadi alat ukur dan bahan evaluasi bagi setiap kandidat, ini juga bisa saja akan berubah jelang pemilihan 9 Desember nanti,” pungkasnya. (RLSBK)