Marosnews.com – Tren permainan latto-latto belakangan terakhir ini begitu populer dan merebak di berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Lalu bagaimana sejarah kemunculan permainan latto-latto ini?
Berbicara soal sejarah latto-latto di Indonesia terdapat beberapa versi, ada yang mengatakan bahwa permainan ini sudah populer di Indonesia akhir 1990-an hingga awal 2000-an lalu menghilang.
Versi lain menjelaskan bahwa latto-latto di Indonesia mulanya bernama katto-katto, merupakan permainan tradisional anak-anak di Makassar Sulawesi Selatan. Permainan ini dikenal sejak tahun 1970-an sampai era tahun 2003. Pasca tahun 2003, permainan ini menghilang dari ragam permainan anak-anak dan muncul kembali pada akhir tahun 2022.
Menelusuri lebih jauh ke belahan dunia lain, ternyata latto-latto juga pernah populer di Amerika dan berbagai negara lainnya di Eropa.
Groovy History menjelaskan latto-latto atau clackers ball muncul di Amerika Serikat pada 1968. Sejarah mencatat sejak kemunculannya, anak-anak membuat lingkungan menjadi lebih bising dengan suara khas latto-latto yang dimaksudkan “tek tek tek.”
Disi lain Quartz menjelaskan bahwa Latto-latto adalah mainan anak yang sudah ada sejak tahun 1960-an. Quartz mencatat walnya permainan ini diberi nama Clackers Balls Toys. Konon permainan ini terinspirasi oleh Eksimo yo yo yang merupakan permainan tradisional budaya asli Alaska, Amerika Serikat.
Di awal kemunculannya, latto-latto terus populer hingga tahun 1970-an. Saking populernya, mainan latto-latto pun terus menyebar ke berbagai provinsi kecil di Italia Utara, Calcinatello. Ini termasuk terus menyebar ke berbagai negara di dunia dan sampai di Indonesia.
Marosnews.com melansir dari berbagi sumber, di Brazil permainan latto-latto memiliki nama bate-bate atau teco-teco. Permainan latto-latto pun sudah dimainkan oleh anak-anak Brasil pada era 1960-an sampai 1990-an. Kemudian, digemari lagi pada tahun 2012. Latto-latto saat itu mudah ditemukan di banyak toko.
Saking digemarinya, New York Times menerbitkan catatan pada Agustus 1971 yang menunjukkan adanya kejuaraan dunia clackers atau kejuaraan latto-latto. Di sana diungkap, permainan ini dianggap sebagai salah satu cabang olahraga karena dalam memainkannya membutuhkan ketangkasan dan keterampilan khusus.
Pada Agustus 1971, Italia menyelenggarakan kejuaraan dunia latto-latto pertama yang diadakan di Desa Calcinatello, dekat kota industri utara Brescia. Perlombaan diselenggarakan oleh mantan petinju dan pastor paroki, menarik penggemar latto-latto dari seluruh negeri Italia.
Mengejutkannya lagi, lomba latto-latto ini pun sudah diikuti peserta dari Belanda, Prancis, Belgia, Kanada, Swiss, dan Inggris. Setelah kompetisi yang menegangkan dan memekakkan telinga, Gualtiero Panegalli, seorang restorer furnitur berusia 19 tahun asal Italia, menjadi juara latto-latto dunia pertama. Tidak ada piala atau medali untuk para pemenang, tetapi hadiahnya termasuk claret lokal, salami, domba hidup, ayam, keju, dan sekeranjang buah.
Polemik dan Sejarah Pelarangan Latto-latto
Insiden Latto-latto Pecah
Latto-latto mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Eropa. Dulunya, mainan ini terbuat dari kaca hingga kayu. Karena itu, jika jika bola latto-latto pecah, serpihannya dapat terpental dan mengakibatkan sejumlah kasus cedera mata.
Risiko insiden cedera mata dan luka ini salah satunya mengakibatkan latto-latto sempat ditarik dari peredaran. Dikutip dari laman Groovy History pada Minggu (15/01/2023), kasus tersebut kemudian mendorong perubahan bahan dasar kaca pada latto-latto menjadi plastik.
Sayangnya, latto-latto yang dibuat dengan plastik pada 1970-an ternyata juga berpotensi pecah. Dalam data New York Times pada 12 Februari tahun 1971, tercatat setidaknya empat kasus cedera terjadi akibat latto-latto. Baru pada 1990-an, bahan akrilik latto-latto dibuat lebih aman untuk jadi mainan.
Larangan Peredaran Latto-latto di AS
Kasus cedera latto-latto membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melarang peredaran mainan tersebut pada tahun 1966. Beberapa komunitas dan Organisasi Masyarakat untuk Mencegah Kebutaan (Society for the Prevention of Blindness) juga turut mendukung keputusan FDA, seperti dikutip dari Quartz.
Sebelum melakukan pelarangan, FDA menguji banyak perusahaan untuk menemukan kecepatan dan potensi pecahnya latto-latto.
Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada 1973, Consumer Product Safety Commission atau Komisi Keamanan Produk Konsumen mulai muncul yang menyebabkan ketakutan lebih jauh terhadap mainan berbahaya.
Latto-latto Dianggap Pelecehan di Mesir
Selain di Amerika Serikat, latto-latto juga dilarang beredar di Mesir. Sebab, pada tahun 2017, mainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi.
Kala itu, latto-latto disebut sebagai Sisi’s balls yang artinya mengacu pada testis atau organ reproduksi presiden tersebut. Karenanya, mainan tersebut juga dianggap melecehkan pemerintah.
Latto-latto Dilarang di Sejumlah Daerah di Indonesia
Selain pelarangan di sejumlah negara, baru-baru ini di Indonesia juga muncul peraturan terkait pelarangan membawa latto latto bagi siswa ke sekolah.
Dilansir dari Detiknews, berikut sejumlah daerah yang melarang siswa membawa latto-latto ke sekolah.
- Bogor
- Lampung
- Bandung Barat
- Banda Aceh
- Kubu Raya, Kalimantan Barat
- Banjarmasin
- Semarang
- Belitung, Babel
- Cirebon
Itulah sejumlah daerah di Indonesia yang melarang siswa membawa latto-latto, lalu bagimana dengan Maros? apakah nantinya juga ada kebijakan melakukan pelarangan membawa latto-latto ke sekolah?
Artikel ini diolah dari berbagai sumber