Lebih lanjut, Fitri menuturkan kegiatan bedah buku ini merupakan bagian dari upaya strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros untuk menghidupkan budaya literasi di tengah masyarakat, serta memberikan ruang apresiasi kepada para penulis lokal.
“Tentunya juga untuk mendorong generasi muda menjadi pencipta karya literasi dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas daerah,” sebutnya.
Di akhir sambutannya, Fitri mengungkapkan bahwa kegiatan bedah buku sangat penting untuk terus didorong dan dilestarikan. Dia juga mengutip pernyataan dari mantan Sekjen PBB Kofi Annan tentang literasi sebagai jantung dari peradaban.

“Sebagaimana dikatakan oleh Kofi Annan, “Literasi adalah landasan dari segala pembelajaran.” Melalui literasi, masyarakat tidak hanya menjadi tahu, tetapi juga mampu berpikir kritis, berinovasi, dan membangun peradaban yang lebih baik,”.
“Dan untuk buku yang kita bedah hari ini, bukan hanya sebuah karya tulis, melainkan sebuah penghormatan/penghargaan terhadap Kabupaten Maros. Buku ini mengajarkan kita untuk mencintai Maros bukan sekadar dengan kata-kata, tetapi dengan pemahaman, penghargaan, dan tindakan nyata untuk menjaga serta memajukannya,” tutupnya. (*)