Turikale, Marosnews.com – Nenek Rahmah (81), warga miskin di Kelurahan Boribellaya, Kecamatan Turikale, Maros, tak kuasa menahan tangis haru. Betapa tidak, di tengah takbir berkumandang, rumahnya tiba-tiba didatangi orang nomor satu di Kabupaten Maros.

Nenek Rahmah yang sudah puluhan tahun menjanda dan tidak lagi punya penghasilan itu, seolah tak menyangka, jika rumahnya yang sederhana itu akan dikunjungi oleh Bupati Maros, Chaidir Syam.

Baca juga : Chaidir Syam dan Suhartina Bagikan Zakat Kepada 1.761 Guru Ngaji

Tak hanya bertamu, Chaidir bahkan meminta izin untuk masuk ke dapur nenek Rahmah untuk memastikan ada atau tidaknya makanan yang akan dihidangkan saat hari raya esok.

“Baru ini pak saya didatangi orang besar (Bupati). Saya seperti bermimpi saja. Saya tidak seperti tidak percaya,” kata nenek Rahmah dalam bahasa daerah, Rabu (12/05/2021).

Di dapur, Chaidir bahkan memeriksa sendiri persediaan makanan seperti beras dan bahan pokok lain yang dimiliki nenek Rahmah. Sembari, ia memberikan bingkisan sembako kepada Nenek itu.

Baca juga : Pantau Giat Penyekatan, Chaidir Syam Minta Petugas Jaga Keselamatan

“Tadi bapak minta ijin masuk ke dapur saya. Malu-malu juga karena,  tempat memasak saya keadaannya sangat kotor dan berantakan. Tapi beliau tidak jijik dan tetap mau melihat,” lanjutnya.

Di malam lebaran 1 Syawal 1442 H, Chaidir Syam, memang sengaja berkunjung secara dadakan ke sejumlah rumah warga miskin, utamanya di wilayah perkotaan. Ia datang, untuk memastikan warganya dalam keadaan baik menyambut hari raya Idul Fitri.

“Kita mau warga kita ini dalam keadaan baik-baik dan tentunya bergembira dalam keadaan tidak susah menyambut Idul Fitri. Kami juga mau menunjukkan kalau antara pemimpin dengam warganya itu tidak boleh ada jarak,” kata Chaidir.

Baca juga : Dinkes dan PMI Maros Kolaborasi Sterilkan Masjid Jelang Lebaran

Menurutnya, Ramadan dan idul Fitri itu harus dimaknai lebih mendalam, bukan sekadar ritualitas keagamaan. Lebih dari itu, Chaidir menyebut, Idul Fitri juga sebagai momentum meningkatkan kesalehan sosial.

“Olehnya, pada saat lebaran tiba, tak boleh ada warga yang tak punya sesuatu untuk dimasak atau dimakan. Kita semua, apalagi pemerintah itu punya tanggungjawab moral untuk memastikan tak ada warga yang susah saat lebaran ini,” ujarnya.

Chaidir menambahkan, sebagai Bupati, apa yang dilakukannya itu, juga lebih dalam rangka melatih diri sendiri agar semakin peka dan peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan, apalagi warganya sendiri.

“Saya tak boleh zalim terhadap rakyat saya sendiri, hanya karena tak mau tahu apa yang sedang terjadi dengan warga saya sendiri. Insya Allah, saya akan melakukan apapun untuk rakyat saya sesuai dengan power, jabatan dan otoritas yang saya miliki sebagai bupati,” pungkasnya. (BAK)