MN, Opini – Saya sedikit menggelitik saat membaca berita salah satu kandidat Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Maros melakukan sosialisasi hingga ke Papua.
“Sah! Tahfidz Nomor 1 di Maros” demikian judul berita yang ditulis media di Papua, Harian Papua dan Kamera Mimika. Dua media ini mengangkat judul yang sama.
Saking menggelitiknya, sosialisasi media hingga ke Papua itu juga menarik perhatian warganet. “Pilkada di Maros eh Beritanya di Papua,” tulis seorang warganet di facebook Informasi Terkini Maros.
Tidak ada yang salah sebenarnya. Menurutku sah-sah saja sosialisasi di hingga ke Papua, itu tergantung tim medianya. Hanya saja mungkin kurang tepat, maju di Pilkada Maros, tapi sosialisinya medianya jauh di Papua sana.
Saya tidak memahami manuver sosialisasi media hingga ke Papua. Namun saya tetap positive thinking, mungkin pak Tajerimin memang menarget pemilih Maros yang ada di Papua. Ataukah mungkin membangun pencitraan di Papua sana untuk warga Maros, agar keluarganya di Maros memilihnya Tajerimin.
Itu cuma perumpamaan saya sebagai orang yang awam tentang politik, yang sedikit bingung dengan manuver sosialisasi kandidat Calon Bupati Maros hingga ke Papua.
Tapi jika berkaca pada latar belakang pak Tajerimin sebagai pengusaha Maros yang sukses di Papua, tidak mengherankan jika memilih sosialisasi hingga ke Papua, meskipun Pilkadanya digelar di Maros.
Memilih menggunakan media di Papua ketimbang media di Sulsel, khususnya Maros, bisa jadi strategi jitu pak Tajerimin dalam melakukan manuver politiknya. Meskipun beberapa rekan saya sesama jurnalis bingung memahami ini.
Sekali lagi tdk ada yang salah. Sebab bisa jadi beliau (pak Tajerimin) punya manuver tersendiri untuk merebut simpati warga.
Maju di Pilkada Maros, Tajerimin menggandeng politisi PKB Havid S Pasha sebagai wakilnya. Pasangan dengan tagline ‘Maros Untuk Semua’ ini, mendapatkan nomor urut 1 saat penetapan dan pengundian nomor urut.
Pilkada Maroa sendiri diikuti tiga Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati. Diantaranya Tajerimin-Havid S Pasha nomor urut 1, Chaidir Syam-Suhartina Bohari nomor 2 dan Andi Harmil Mattotorang-Andi Ilham Nadjamuddin nomor 3.