Tompobulu, MAROSnews.com – Sebuah tragedi memilukan terjadi di Air Terjun Jami Kantisan, Dusun Baru, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, pada Jumat 12 Juli 2024.
Dua pelajar SMA Negeri 1 Maros, Salsabila (17) dan Wulan (17) tenggelam saat sedang berlibur bersama teman-teman mereka. Keduanya ditemukan meninggal oleh Tim SAR Gabungan pada Sabtu pagi (13/07/2024).
Kedua korban merupakan siswa kelas III SMAN 1 Maroa dan merupakan warga Maros. Keduanya juga diketahui merupakan purna paskibraka. Mereka pernah bertugas sebagai paskibraka saat peringatan HUT RI tahun 2023 lalu.
Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini setelah kedua korban ditemukan dalam keadaan meninggal.
Sementara Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Maros, Takbir, saat dikonfirmasi terkait insiden tersebut menyampaikan empatinya dan sangat terpukul dengan kejadian tragis yang menimpa siswanya.
Dia berharap masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap sekolah pasca kejadian ini.
“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini dan kami memahami kekhawatiran masyarakat,” katanya.
“Kami akan melakukan evaluasi mendalam terhadap prosedur izin dan pengawasan kegiatan siswa di luar lingkungan sekolah,” lanjutnya.
“Langkah-langkah preventif akan diperketat untuk memastikan keamanan siswa kami dalam setiap kegiatan, termasuk yang dilakukan di luar sekolah,” tambahnya lagi.
Takbir mengajak mengajak seluruh orang tua dan masyarakat untuk bersama-sama memastikan keamanan anak-anak. Ia menjelaskan keselamatan siswa merupakan salah satu prioritas utama di SMAN 1 Maros.
Takbir mengaku bahwa pihak sekolah tidak mengetahui kegiatan tersebut. Bahkan sebelumnya telah mengimbau agar siswa selalu berhati-hati serta tidak melakukan kegiatan di luar tanpa pendampingan guru pembina.
“Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya keamanan saat berwisata, terutama di area air terjun yang memiliki kedalaman dan arus yang tidak bisa diprediksi,” katanya.
Takbir mengungkapkan peristiwa ini menunjukkan pentingnya koordinasi antara pihak sekolah, orang tua, dan pengawasan terhadap kegiatan siswa di luar lingkungan sekolah.
“Langkah-langkah preventif dan pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat mengurangi risiko kejadian serupa, sehingga keselamatan siswa dapat terjamin dengan lebih baik,” pungkasnya. (***)
Edr;Br