Simbang, Marosnews.com – Viral di media sosial video berdurasi 56 detik tentang pelayanan UGD di UPT Puskesmas Simbang Kabupaten Maros tampak kosong melompong saat salah seorang warga hendak dirujuk untuk mendapatkan penanganan medis.
Dalam rekaman video, tampak seorang pria terbaring di dalam mobil. Selanjutnya si perekam video berjalan menuju pintu Puskesmas yang tertutup namun tidak terkunci. Sehingga perekam masuk mencari petugas medis namun tidak satupun petugas yang nampak di rekaman tersebut.
Edi yang merupakan salah seorang yang mengantar warga tersebut mengaku sangat kecewa terhadap pelayanan di Puskemas Simbang, karena tak satu pun petugas yang berjaga.
“Sudah hampir satu jam lebih kami menunggu di Puskesmas itu, tapi tidak ada satupun petugas. Akhirnya kami pun terpaksa membawanya lagi ke Puskesmas terdekat di Bantimurung,” ungkapnya.
“Kecewa tidak ada pelayan sama sekali. Kemana para petugas ini. Tidak jelas Puskemas ini,” tambahnya.
Menanggapi video viral itu, Sekertaris Jenderal LSM P21, Amir Kadir mengatakan pelayanan di Puskesmas Simbang memang seringkali kosong, dan tidak ada petugas yang berjaga.
“Berdasarkan laporan warga, memang pelayanan di Puskesmas Simbang seringkali tidak ada petugas medis yang berjaga di sana,” jelasnya.
Sementara Kepala UPT Puskesmas Simbang, Rustan, saat dikonfirmasi Marosnews.com terkait persoalan video viral itu, membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Iye benar. Itu kejadiannya Senin malam, sekitar pukul 23.00. Dan memang posisinya tidak ada petugas yang berjaga,”ujarnya, Kamis (04/05/2023).
“Saat warga yang membutuhkan pertolongan medis ini datang, kebetulan petugas yang berjaga keluar, jadi posisinya memang kosong,” tambahnya.
Dia melanjutkan bahwa petugas yang berjaga saat malam kejadian itu, sebanyak dua orang.
“Jadi yang bertugas itu dua orang, semuanya honorer. Tapi yang satunya ini izin karena sakit. Sementara satunya yang berjaga saat itu sedang keluar,” jelasnya.
Mengenai polemik itu, Rustan mengaku siap dicopot sebagai Kepala UPT Puskesmas Simbang untuk mempertanggung jawabkan masalah itu.
“Bagaimana pun saya yang bertanggung jawab di sini, karena saya pimpinannya dan yang melakukan itu adalah bawahan saya, jadi saya harus akui. Dan apapun konsekuensinya, itu kembali ke saya, termasuk kemungkinan pencopotan saya sebagai kepala Puskesmas,” pungkasnya. (***)