Dalam rangka stabilisasi harga pangan dan pengendalian inflasi, lanjutnya, selain GPM Bapanas juga dorong program Kios Pangan yang outletnya berada di pemukiman masyarakat. Kios Pangan ini merupakan outlet yang menjual sembilan bahan pokok dengan harga yang lebih murah.

“Kalau Kios Pangan ini, outlet pangan yang ada di pemukiman-pemukiman masyarakat. Seperti apa itu? Misalnya, rumah pangan kita yang dimiliki Bulog. Kemudian (ada) Toko Pengendali Inflasi yang ada di beberapa kabupaten/kota. Kemudian toko kelontong yang kita gandeng dengan masyarakat, itu adalah bagian dari kios pangan, kita menjual sembilan bahan pangan pokok disitu. Kita jual dengan dibawah harga pasar karena kita direct langsung dari produsen distributor sehingga memangkas rantai pasok,” urainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, mengaku kegiatan GPM di awal tahun 2025 ini merupakan kegiatan yang telah mendapat apresiasi dari Bapanas dan menjadi prestasi bagi pemerintah provinsi.

Sehingga, Ia berharap tradisi prestasi yang telah diraih tersebut akan terus dipertahankan dan akan tetap menjadi upaya pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Hal ini juga menjadi prioritas dari Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry.

“Tentu tradisi prestasi ini kita akan pertahankan tidak hanya untuk Sulawesi Selatan tapi juga bagaimana memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan jadi GPM ini bagian dari upaya kita untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ujarnya.

Untuk itu, Andi Arsjad mengungkapkan kegiatan ini dapat memotivasi seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan untuk dapat melaksanakan kegiatan yang sama dan menjaga ritme kerja masing-masing dalam melakukan upaya pengendalian inflasi.

“Ini tentu hal yang baik bagi kita untuk memotivasi teman-teman semua, teman-teman kabupaten kota, teman-teman provinsi, TPID khususnya, untuk menjaga ritme kerja kita bahwa tahun lalu kita sudah melakukan GPM sebanyak 622 kali dan ini adalah GPM terbaik yang pernah kita lakukan dan mendapat apresiasi dari Bapanas GPM dengan inovasi terbaik Nasional,” katanya.

Kegiatan ini, tambahnya, untuk memastikan pemerintah hadir untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, terutama pangan pokok strategis ini dapat berlangsung secara aman dan terjangkau. Seperti diketahui harga bahan pokok di GPM ini jauh lebih murah dengan selisih harga mencapai seribu rupiah hingga lima ribu rupiah. (*)