“Karena setelah dikoordinasikan dengan lingkungan setempat dan PT Semen Bosowa, bisa diterima dan diizinkan, asalkan ledakannya tidak berdampak,” ujarnya.

Sebelumnya, mortir diduga peninggalan era kolonial Belanda tersebut pertama kali ditemukan pada tumpukan tanah cley campuran pembuatan semen.

Menurutnya tanah cley yang di ambil  berasal di tiga lokasi daerah Kabupaten Pangkep, Kecamatan Simbang dan Desa Tukamasea Dusun BungaejaKecamatan Bantimurung, namun sampai saat ini belum di ketahui persis sumber dan daerah mana mortir tersebut karna sudah bercampur di gedung penampungan material tanah cley campuran pembuatan semen tersebut. (***)