Akhirnya kata Haeriah, Ketua DPP PAN pun mengusulkan agar mencari birokrasi yang non partai.

“DPP mengusulkan birokrasi, akhirnya pak Chaidir Syam mencari siapa yang cocok diajak berpasangan yang bisa diajak kerja sama memikirkan Maros agar lebih baik ke depannya. Dan akhirnya pilihan jatuh ke bapak Muetazim Mansyur,” urainya.

Adapun Muetazim sendiri kata Haeriah sangatlah tepat. Karena selama ini dia merupakan salah satu figur yang selalu memperhatikan semua infrastruktur di Kabupaten Maros.

“Beliau ini (Muetazim Mansyur) adalah Mantan Kadis PU. Selama ini dia yang memperhatikan semua jalan-jalan di Maros. Dia tahu yang mana jalan rusak, jembatan rusak krn dia mantan Kadis PU,” bebernya.

Olehnya itu, Haeriah pun meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu dan berita-berita tidak jelas.

“Pak Chaidir Syam dan Ibu Hj. Suhartina Bohari itu hubungannya baik-baik saja. Jangan terpengaruh dengan isu-isu tidak jelas. Ingatki’ semua, di tanganta terletak bagaimana Maros ke depan, salahki memilih itu resiko bapak ibu/sekalian,” tegasnya.

Sebagai konsekuensi jika Pilkada tahun ini gagal, Haeriah mengatakan bahwa Maros akan dipimpin Pelaksana tugas (Plt) Bupati selama lima tahun, karena Pilkada baru digelar kembali tahun 2029.

“Tidak ada Pilkada ulang tahun 2025, tidak ada anggarannya. Konsekensinya jika Pilkada tahun ini gagal, maka Maros akan dipimpin Plt Bupati lima tahun. Dan yang menentukan Plt adalah Gubernur, dan itu bisa saja orang dari luar Maros yang tidak tahu karakteristik Maros,” pungkasnya. (***)

Edr ; Br