“Karena produksi pertanian kita menurun, kemungkinan perkebunan dan perikanan yang meningkatkan kontribusi kita di 2023,” tambahnya.

Lebih jauh, Davied mengemukakan, dari sekitar Rp 22 triliun PDRB Maros, sebanyak 3,8 triliun milik pertanian.

“Dari Rp 22 triliun kalau tidak salah PDRB kita, 3,8 triliun milik pertanian, perdagangan dan jasa 3,6 triliun. Dan kemungkinan besar tahun depan kontribusi (pertanian) akan diambil alih perdagangan dan jasa. Jadi pertanian itu hanya 11 persen, perdagangan dan jasa termasuk pergudangan 16 persen kontribusinya,” pungkasnya. (***)