Bontoa, Marosnews.com – Desa Ampekale merupakan desa pertanian yang terletak di wilayah pesisir Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di desa tersebut adalah penanganan sampah, khususnya sampah rumah tangga.

Untuk menjawab persoalan itu mahasiswa KKN Unhas Gelombang 108 Tematik PUPR yang berlokasi di posko 5 Desa Ampekale menghadirkan inovasi Sampata.

Melalui inovasi Samapta ini, penanganan sampah sejak di rumah tangga dapat terkelola melalui sistem pengangkutan yang partisipatif.

Hal ini terungkap pada seminar evaluasi program kerja posko 5 Desa Ampekale, KKN Unhas Gelombang 108 Tematik PUPR, Sabtu (30/7/2022), di Balai Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Dosen Pendamping Kegiatan (DPK) KKN Unhas di Posko 5 Desa Ampekale, Ishaq Rahman, menjelaskan bahwa selain melaksanakan program kerja, KKN juga menekankan pada aspek pembelajaran hidup sosial dan hidup bermasyarakat.

“Saya selalu mengingatkan kepada mahasiswa bahwa pada akhir KKN nanti program kerja pasti dapat dipertanggungjawabkan. Jika terlaksana, akan dijelaskan prosesnya. Namun jika tidak terlaksana, akan dijelaskan penyebabnya,” kata Ishaq.

Sehingga hal terpenting dari KKN, kata Ishaq, bukan saja melaksanakan program kerja. Akan tetapi, bagaimana proses bersoalisasi dan bermasyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KKN di lokasi tempatnya berkegiatan.

“Jika mahasiswa diterima baik oleh masyarakat, terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan, tidak ada konflik, maka itu pertanda mahasiswa telah berhasil melaksanakan KKN,” kata Ishaq.

Pada Seminar Evaluasi Program Kerja ini, mahasiswa KKN Unhas di Posko 5 Desa Ampekale memaparkan berbagai program kerja yang telah selesai dilaksanakan dan yang sedang dalam proses penyelesaian.

Koordinator Posko 5 Desa Ampekale KKN Unhas Gelombang 108, Muhammad Rauf, menjelaskan bahwa program kerja yang direncanakan oleh Posko 5 terdiri atas program individual dan program kelompok.

“Untuk program individual sudah terlaksana semua, yaitu Ruang Belajar dan Masjid Berseri. Sementara program kerja bersama saat ini masih terus dilaksanakan, yaitu Penyusunan Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi atau IMAP, Pembuatan Denah Desa, Semarak Kemerdekaan, dan Program Inovasi Sampata,” papar Rauf, yang juga merupakan mahasiswa Arsitek Fakultas Teknik Unhas.

Khusus untuk inovasi Sampata, mahasiswa KKN Unhas membangun aplikasi yang menghubungkan warga dengan pengangkutan sampah. Melalui aplikasi ini, proses mengangkut sampah menjadi lebih efisien, dimana masyarakat dapat terlibat aktif dalam mengatasi tumpukan sampah.

“Kami telah melalui beberapa kali diskusi dengan warga, termasuk bersama Kepala Desa dan Camat. Aplikasi ini juga terus kami sempurnakan, misalnya dengan menambah fitur sampah basah dan sampah daur ulang,” kata Ahmad Fathanah M. Adil, mahasiswa Teknik Informatika Unhas yang mengembangkan aplikasi ini.