Turikale, Marosnews.com – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Maros telah menyebar kelima kecamatan. Selain itu, jumlah ternak yang terjangkit wabah ini juga bertambah banyak, yakni mencapai 313 ekor.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Kecamatan Marusu merupakan wilayah terparah yang paling banyak ditemukan kasus PMK. Rinciannya 2 ekor sapi di Desa Ma’rumpa, 92 ekor di Desa Bontomate’ne, di Desa A’bulu sibatang 44 kerbau dan 32 ekor sapi serta Desa Temappduae 102 ekor sapi.
Kecamatan Moncongloe Desa Moncongloe Lappara sebanyak 17 ekor sapi. Kecamatan Tanralili Desa Allaere, 48 ekor sapi.
Sementara Kecamatan Turikale kelurahan Adatongeng 8 ekor sapi, Kecamatan Lau, kelurahan maccini Baji 7 ekor sapi, Kelurahan soreang, 13 ekor sapi.
“Untuk Kecamatan Moncongloe, semuanya telah dipotong paksa. Dan ini merupakan daerah pertama ditemukannya PMK di Maros,” kata Sekertaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Muhammad Danial.
Terpisah, Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (UPTD Puskeswan) dr Ujistiani mengatakan, hingga saat ini, pihaknya terus gencar melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran PMK di seluruh Kabupaten Maros.
“Kami tetap melakukan vaksinasi. Hanya saja saat ini kami lebih fokus untuk melakukan vaksinasi di zona hijau. Karena sesuai aturan, vaksinasi bisa dilakukan di daerah yang jaraknya mencapai 3 KM dari lokasi kasus yang ada,” ujarnya.
Saat ini kata dia, Kabupaten Maros telah mendapatkan sekirar 3.000 dosis vaksinasi PMK. Jumlah ini termasuk vaksin booster PMK.
“Kita mendapatkan bantuan vaksin sekitar 3.000 dosis. Termasuk vaksin booster. Hanya saja untuk booster ini belum dilakukan, karena kami masih fokus ke dosis pertama saja. Yang kedua ini baru bisa diberikan jika jarak vaksin pertama dan kedua ini telah berjarak 1 bulan. Sementara di Maros, kita baru melakukan vaksin pertama sekitar 10 hari lalu,” pungkasnya.