Sementara itu, Bupati Maros Chaidir Syam mengatakan, pihaknya akan mereplikasi alat penyaring sampah di sungai itu untuk diaplikasikan di tempat lain, termasuk di aliran irigasi yang kadang dipenuhi sampah plastik.
“Kami ucapkan terima kasih karena Unhas banyak sekali melakulan penelitian di Maros. Program ini akan kami replikasi untuk kita aplikasikan di tempat lain utamanya di saluran irigasi,” katanya.
Menurut Chaidir, keberadaan program ini juga kian memantapkan program-program Pemkab Maros dalam bidang lingkungan hidup yang selama ini menjadi salah satu poin terpenting di pemerintahannya.
“Dalam setahun ini sudah ada 4 capaian penting dalam program lingkungan hidup kami di Maros. Mulai dari Adipura, Geopark, Kalpataru Personal dan terakhir program trash trap ini,” sebutnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa dalam sambutannya menyebut, program penyelamatan ekosistem laut seperti ini, sudah menjadi program dunia Internasional.
“Dunia sekarang sadar, jika laut saat ini terancam oleh sampah plastik. Dimana-mana laut penuh dengan mikro plastik. Dampaknya bukan hanya pada biota laut tapi juga keberlangsungan manusia,” ungkapnya.
Walaupun nilai ekonomisnya boleh dibilang sedikit, Jamaluddin menyebut, program yang imbasnya besar ini, sudah jelas akan membawa manfaat jangka panjang bagi umat manusia di bumi.