Turikale, Marosnews.com – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPPMI) Maros Komisariat Kecamatan Turikale tidak mengakui adanya Kongres lanjutan HPPMI Maros yang diadakan di Wisma Tani.

St. Aisyah selaku Ketua HPPMI Komisariat Kecamatan Turikale mengatakan bahwa kongres lanjutan yang diadakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab mencederai nama besar HPPMI Maros, pasalnya kegiatan itu seakan dilakukan dengan sembunyi-sembuhnyi.

“Kongres lanjutan itu seakan dipaksakan dengan tidak melibatkan setidaknya 17 Komisariat dan lembaga otonom se- HPPMI Maros, lebih konyolnya lagi masa kongres lanjutan itu selesai dalam waktu kurang dari 3 jam mungkin.” ujar Aisyah dalam keterangan tertulisnya diterima Marosnews.com, Minggu malam (16/04/2023).

HPPMI Maros melaksanakan Kongres ke-XVII pada saat bulan februari lalu di Kabupaten Sinjai namun Deadlock karena pihak panitia dan beberapa Stering Commitee (SC) memihak dan tidak profesional dalam menjalankan forum sidang sampai dengan menelantarkan peserta, tidak pula undangan kongres lanjutan yg bertempat di gedung LPTQ di Talasalapang pada tgl 03 April 2023.

“Ternyata kami dari komisariat kecamatan telah di prank, dan paling menyedihkan kami diusir oleh pihak berwajib bahwasanya tidak ada surat ijin keramaian untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan di tempat itu,” jelas Aisya.

Lebih lanjut Aisya mengatakan bahwa Kongres lanjutan itu seakan dipaksakan untuk memenangkan calon dari komisariat tertentu dengan tidak melibatkan calon lain.

“Undangan kongres lanjutan kita dapat -1 hari H, itu waktunya jam 10 pagi, saya dengan teman-teman dari komisariat Kecamatan Turikale standbay di lokasi tersebut dari jam 11 sampai jam 3 sore bersama beberapa komisariat lain, tapi tidak ada tanda-tanda atau komunikasi kapan dimulainya forum, eh tiba-tiba sudah adami yang terpilih dengan spanduk ukuran 2×1 ini Kongres HPPMI Maros loh, Muskom komisariat saja itu biasa ukuran spanduknya 3×1,”pungkas Aisya. (***)