Marosnews.com – Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel berhasil memenuhi target 300 desa wisata asal Sulsel menjadi peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tahun 2022.

Hingga ditutup pada 31 Maret lalu, Sulsel mencatatkan 338 desa wisata sebagai peserta ADWI 2022. Tak hanya itu, Sulsel juga menjadi provinsi paling banyak pesertanya dari 34 provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah menempati posisi kedua dan ketiga di bawah Sulsel.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel Prof Muhammad Jufri menyampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno saat peluncuran Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 melalui zoom meeting jika Sulsel menargetkan 300 desa wisata yang akan ikut berpartisipasi tahun ini.

“Alhamdulillah target itu tercapai. Bahkan melebihi karena data terakhir setelah pendaftaran ditutup, yang terdaftar dari Sulsel sejumlah 338 desa wisata,” jelas Jufri.

Menurut guru besar ilmu fsikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, capaian tersebut bisa diraih karena kerja-kerja para pengelola di masing-masing desa wisata yang tersebar di 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Mereka dinilai antusias menyambut tantangan menteri yang memberikan apresiasi kepada mereka melalui ajang ADWI tersebut.

Pada beberapa kesempatan, Menteri Sandiaga memang selalu menyampaikan bahwa ajang tersebut diadakan sebagai apresiasi bagi pengelola desa wisata yang terus bergerak membangkitkan ekonomi di masa pandemi melalui pengelolaan desa wisata.

Konsultan Jejaring Desa Wisata (Jadesta), form aplikasi untuk pendaftaran ADWI sejak tahun 2021, Toni Bagus Murdjayanto, membenarkan jika Sulsel hingga posisi terakhir saat ditutup 31 Maret lalu menjadi provinsi terbanyak mendaftarkan desa wisatanya kali ini. Tahun lalu Sulsel menempati tiga besar terbanyak.

“Teman-teman (pengelola desa wisata) di Sulsel memang memberi perhatian besar dan keinginan mereka untuk membangkitkan desa wisata masing-masing sangat tinggi,” ungkap Toni yang memenuhi undangan dari Dinas Pariwisata Luwu Timur dan Dinas Pariwisata Jeneponto untuk bimtek Desa Wisata di kedua daerah tersebut pada akhir Maret lalu.

Form jadesta.kemenparekraf.go.id yang merupakan aplikasi satu data desa wisata se-Nusantara, lanjut Toni, merupakan rujukan bagi pengambil kebijakan dari berbagai pihak yang hendak memberikan perhatian untuk desa wisata di Indonesia.

Pada ADWI 2021 lalu, desa wisata di Sulsel yang mendaftar sejumlah 180 desa wisata. Dari jumlah itu berhasil lolos ke tahap 300 besar sebanyak 24 desa wisata, pada tahap 100 besar bertahan delapan desa wisata, dan akhirnya di 50 besar Sulsel berhasil memasukkan tiga desa wisata yakni Desa Wisata Ara di Bulukumba, Desa Wisata Lembang Nonongan di Toraja Utara, dan Desa Wisata Kole Sawangan di Tana Toraja.

Ketua Forum Pariwisata Sulsel Devo Khaddafi yang juga Sekretaris Disbudpar Sulsel menjelaskan, dengan posisi sebagai peserta ADWI terbanyak tahun ini merupakan bentuk kebangkitan pariwisata di Sulsel.

“Semoga di tahapan penilaian yang saat ini sedang berlangsung oleh tim kurator dan juri Kemenparekraf, desa wisata asal Sulsel mampu bersaing ke tahap demi tahap,” harapnya.

Menurutnya, sangat penting bagi desa wisata untuk meraih yang terbaik karena selain sebagai pembuktian geliat kebangkitan pariwisata Sulsel, juga bisa memicu perhatian berbagai stakeholder kepariwisataan dengan konsep pentahelix yang kini dianut.

“Tiga pemenang tahun lalu mendapatkan perhatian dengan beragam tindak lanjut dari berbagai pihak. Ada bantuan fisik, ada bantuan pendampingan dari kampus, dan lainnya,” jelas Devo.

Adapun distribusi “penyumbang” 338 desa wisata asal Sulsel yakni Kabupaten Luwu Timur menempati urutan pertama terbanyak yakni 61. Disusul Kabupaten Maros 53 desa wisata dan Bantaeng 34.

Posisi keempat dan seterusnya oleh Enrekang 25, Jeneponto 21, Sinjai 20, Tana Toraja 14, Luwu 14, Pinrang 14, Gowa 11, Pangkep 11, Bulukumba 10, Toraja Utara 6, Soppeng 5, Luwu Utara 5, Barru 5, Wajo 4, Palopo 4, Takalar 4, Makassar 4, Parepare 4, Sidrap 4, Selayar 3, dan Bone 2 (dua) desa wisata.