Ia juga mencatat bahwa meskipun kemajuan inklusi telah dicapai oleh Australia dan Indonesia, tantangan tetap ada dalam memastikan partisipasi penuh dari seluruh lapisan masyarakat.

Dias berharap bahwa acara Inklusi Day akan mendorong lahirnya desa-desa inklusif.

“Saya sangat senang bisa menjangkau seluruh elemen dalam mewujudkan desa inklusi, desa yang mengakui, menghormati, memenuhi, melindungi serta melayani hak-hak seluruh warga desa, termasuk masyarakat rentan dan marjinal.”

Sementara Bupati Maros Chaidir Syam juga berbagi pandangan serupa. Ia menjelaskan bahwa Maros telah berupaya untuk menjadi Kabupaten Inklusi dengan membangun Desa Inklusif di tingkat lokal.

“Saat ini, Maros telah memiliki 12 Desa Inklusi, tujuannya adalah menjadikan seluruh desa di kabupaten ini sebagai Desa Inklusif pada tahun 2024,” ujarnya.

Bupati juga menekankan bahwa pelayanan dan akses yang lebih baik kepada seluruh masyarakat adalah kunci dalam mencapai tujuan ini.

Acara Inklusi Day ini berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Agustus 2023.
Pembukaan acara juga disertai dengan berbagai kegiatan sosial, seperti penyerahan bantuan sosial, dokumen kependudukan, paket alat sekolah, dan alat olahraga. Semua upaya ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan inklusi sosial yang lebih baik di wilayah tersebut. (***)