Makassar, MAROSnews.com – Menjelang akhir tahun 2024, Inflasi Sulsel tetap terkendali di angka 1,53 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, pada Oktober 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulsel sebesar 1,53 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,68.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, saat merilis kondisi perekonomian Sulsel, di Kantor BPS, Jumat, 1 November 2024 lalu, mengungkapkan, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu Timur 2,18 persen dengan IHK sebesar 106,10, dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 105,15.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,7 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,8 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen; kelompok transportasi sebesar 0,43 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,36 persen; kelompok pendidikan sebesar 1 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,03 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,93 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.
“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) pada Oktober 2024 sebesar 0,15 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sulawesi Selatan bulan Oktober 2024 sebesar 0,68 persen,” jelas Aryanto.
Lebih jauh Aryanto menjelaskan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Oktober 2024, antara lain: emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), udang basah, kontrak rumah, cumicumi, gula pasir, Sigaret Kretek Tangan (SKT), kopi bubuk, bawang merah, ikan layang/ ikan benggol, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso-aso, nasi dengan lauk, tarif kendaraan roda 2 online, minyak goreng, cabai rawit, bawang putih, Sigaret Putih Mesin (SPM), tarif rumah sakit, mobil, dan upah asisten rumah tangga.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: bensin, beras, tomat, daging ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, kacang panjang, air kemasan, labu siam/jipang, ikan cakalang/ ikan sisik, sabun cair/cuci piring, bayam, ikan teri, daun seledri, kangkung, asam, kentang, ikan lamuru, dan wortel.