Tak sampai disitu, secara pribadi Suhartina Bohari juga mengaku akan mendirikan cafe di Kecamatan Turikale untuk membantu promosi Kopi Mallawa ini.
“Nama cafenya Yellow Cafe dan hanya menyediakan produk Kopi Mallawa. Dimana sistemnya kami hanya menyediakan coffee maker kepada pengunjung sehingga mereka bisa membuat kopi sendiri dan gratis sampai akhir tahun,” urainya.
Sementara pihkan PT Javanero Indonesia Coffee, Teddy K Somantri mengatakan Kopi Mallawa ini memiliki potensi untuk dikembangkan ke tingkat internasional.
Hanya saja, pengolahan yang dilakukan petani belum maksimal, sehingga cita rasa asli dari kopi Mallawa ini belum terasa.
“Ketika pertama saya mencoba Kopi Mallawa, saya mengakui bahwa belum bisa masuk standar internasional. Tapi setelah melihat langsung ke lapangan, potensi untuk go internasional itu ada. Mungkin karena belum mendapatkan bimtek mengenai pengelolaan kopi sehingga rasanya belum kelihatan. Tapi setelah saya mencoba meroastingnya sendiri, kelihatannya bisa,” sebutnya.
Makanya, melalui Bimtek ini, Teddy mengaku akan membimbing petani untuk mengelola Kopi Mallawa sesuai standar selama sebulan.
“Bersama petani kopi, saya mau memetik kopi dan kita proses sesuai standar, kira-kira di akhir November kita akan punya 10 kg dan akan saya bawa langsung ke Eropa untuk dipasarkan,”pungkasnya.