Bantimurung, Marosnews.com – Dalam dua bulan terakhir ini, debit air Bendung Batu Bassi di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung berkurang hingga 32 cm di bawah mercu (mercu adalah bagian dari bendung yang berfungsi untuk mengatur
tinggi air minimum, melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi genangan yang akan terjadi).
“Debit air di bendungan saat ini berkurang hingga 32 cm di bawah mercu,” kata petugas operasi Bendung Batu Bassi, Syamsuddin.
Akibat berkurangnya debit air kata Syamsuddin menjelaskan, pasokan air ke wilayah perkotaan Maros dan Sambueja terhambat, karena pendistribusian air harus diatur masing-masing satu Minggu per pintu air (Maros Kota dan Sambueja).
“Kemarau kali ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu masih ada hujan, tapi beberapa bulan terakhir tahun ini tak ada lagi,” ujar Syamsuddin saat ditemui Maros News.
Syamsuddin menambahkan, air di Bendung Batubassi digunakan untuk pemenuhan air bersih warga Maros dan lahan pertanian. Adapun untuk PT Semen Bosowa kata dia, saat ini tidak lagi mengambil air dari Bendung Batu Bassi.
Lanjut Syamsuddin menjelaskan, untuk lahan pertanian yang bergantung pada bendung tersebut yakni seluas 6.513 hektare, dengan rincian sekitar 500 hektare lebih di wilayah Sambueja, dan 5 ribu hektare lebih ke Kota Maros.

Dilansir dari website resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), prakiraan musim hujan tahun 2023 segera tiba. BMKG memprediksi awal mulai musim hujan secara umum akan terjadi pada bulan November 2023. (***)